Nama : Rigo Firmanto
Nim : 06121004008
Mata kuliah : Sejarah Nasional Indonesia IV
PROGRAM
STUDI SEJARAH
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
Bangkitnya
Nasionalisme Filipina
Kebangkitan nasinalisme di Filipina tumbuh lebih awal
dibandingkan dengan kebangkitan nasionalisme negara-negara di Asia Tenggara.
Pada saat itu, Filipina masih dijajah oleh Spanyol. Penjajahan Filipina oleh
Spanyol bermula sejak tahun
Kondisi Masyarakat
Pada Periode pertengahan abad ke-19 sampai dengan 1872 di
Filipina terjadi ketidakadilan dalam kehidupan gerejawi, yaitu pembatasan
terhadap kewenangan pendeta Filipina. Gereja-gereja Katolik Roma di Filipina
sepenuhnya berada di Bawah monopoli pemerintah Kolonial Spanyol. Para pendeta
Filipina ingin gereja mengikuti kebijakan resmi Vatikan yang memerintahkan
otoritas religius harus diserahkan kepada keuskupan pribumi di tempat yang penduduknya
telah sukses dialihkan keyakinannya ke Kristen. Pada 20 Januari 1872,
terjadilah Pemberontakan Cavite yang diikuti sekitar 200 tentara dan pekerja
Filipna untuk menumpas para pesaingnya. Tiga pendeta pribumi, yaitu Jose
Burgos, Jacinto Zamora, dan Mariano Gomez menjadi martir dengan dijatuhi
hukuman mati.
Pada akhir abad ke- hingga abad ke-20, lahir kaum terpelajar
di Filipina seperti Graciano Lopez Jaena, M. H. Del Pilar, dan Jose Rizal.
Setelah Jose Rizal diasingkan ke Mindanao, dia mendirikan perkumpulan rahasia
pada tahun 1892 yang disebut dengan Liga Filipina yang bertujuan merebut
kemerdekaan melalui perjuangan senjata. Ia menulis buku yang terkenal dan
menggemparkan pemerintah kolonial Spanyol di Filipina. Judul bukunya adalah Noli
metangere, yang artinya “Jangan Menyinggung Saya”. Isi buku itu mengkritik
pedas penguasa gereja dan pemerintah kolonial. Ia ditangkap dan diasingkan.
Para pemimpin gerakan kemerdekaan menganggap bahwa dengan jalan damai sulit
untuk memperoleh kemerdekaan. Untuk itu mereka melaksanakan jalan pemberontakan
bersenjata.
Pada tahun 1893 Andres Banifacio
mendirikan katipunan, yaitu gerakan nasionalis untu kelawan penjajah Spanyol.
Pergerakan kebangsaan di Filipina meletus dalam bentuk pemberontakan katipunan
terhadap kekuasaan Spanyol sejak tahun 1896 yang dipinpin oleh Jose Rizal,
namun pemberontakan itu gagal. Andres Banifacio kemudian memimpin gerakan
rahasia, yaitu Liga Filipina. Mengakibatkan Jose Rizal ditangkap dan dijatuhi
hukuman mati pada tanggal 30 Desember 1896. Kematian Jose Rizal menimbulkan
kemarahan rakyat Filipina untuk mengusir Spanyol.
Sejak tahun 1896 pemberontakan
rakyat Katipunan melawan penjajah Spanyol yang dilanjutkan oleh Emilio
Aguinaldo yang terus berkobar. Pemerintah Spanyol tidak berhasil menindasnya.
Pemberontakan ini menjadi semakin besar, akhirnya Spanyol mengadakan perjanjian
Filipina, yaitu Perjanjian Biacna Bato (1897), dengan Aguinaldo, yang
berisi: Spanyol berjanji akan mengadakan perbaikan pemerintahan dalam tiga
tahun. Tetapi Aguinaldo dan kawan-kawan harus meninggalakn Filipina. Setelah ia
meningalkan Filipina maka perjuangan melawan penjajah pun berhenti.
Pada saat perebutan daerah koloni di
sekitar Laut Karibia antara Amerika dan Spanyol tahun 1898. Spanyol memusatkan
perhatin terhadap perang itu.
Melihat keadaan ini Emilio Aguinaldo kembali ke
Filipina. Emilio Aguinaldo kembali untuk memproklamasikan Filipina sebagai
negara yang merdeka pada tanggal 12 Juni 1898 di Kawit, Cavite.
Bersama Amerika ia melawan Spanyol
dengan menggempur tentara kolonial Spanyol. Satu persatu daerah Filipina jatuh
ke tangan Amerika. Kemudian Amerika memperoleh kemenangan atas Spanyol dalam
perang di Laut Karibia. Dalam perjanjian perdamaian Paris tanggal 10 Desember
1898 Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika, dengan menerima uang sebanyak
$20.000.000,00.
Di Bawah Penjajahan Amerika
Penguasaan Filipina oleh Amerika mendapat kecaman dari
bangsa Eropa karena dianggap telah melanggar Doktrim Monroe, yang menyatakan
bahwa Amerika adlah bangsa yang anti kolonialisme dan imperialisme. Amerika
dianggap sebagai ancaman baru bagi bangsa Eropa di Asia. Namun, untuk meredakan
ketegangan itu, Amerika menyatakan bahwa Filipina hanya akan dijadikan model
negara dengan sistem kekuasaan liberal di wilayah Amerika.
Amerika tidak mengakui kemerdekaan
Filipina yang telah diproklamasikan pada tanggal 12 juni 1898, bahkan
sebaiknya, daerah itu dijadikan sebagai daerah jajahan Amerika sejak tahun
1898. Tetapi Emilio Aguinaldo, dan tetap memegang teguh kemerdekaan Filipina.
Pada tahun 1898 itu juga UUD
terbentuk, dan Emilio Aguinaldo menjadi presiden. Perjuangan melawan Amerika
dimulai. Dua tahun lamanya ia melawan Amerika, namun belum berhasil. Pada tahun
1901 Amerika dengan tipu muslihatnya berhasil menangkap Aguinaldo. Tetapi
gerilyawan-gerilyawan lainya meneruskan perjuangan sampai tahun 1902.
Pada tahun 1919 delegasi Filipina di bawah Manuel Quezon
pergi ke Amerika untuk menuntut kemerdekaan penuh atas Filipina. Amerika
menjawab dengan mengirimkan The Wood Forbes Mission tahun 1922, yang
isinya menyatakan bahwa Filipina belum mampu untuk merdeka. Bangsa Filipina
menolak ucapan Wood Forbes. Senat Filipina meletakan jabatannya, dan
menuntut kemerdekaan penuh.
Amerika melakukan pembinaan terhadap system kekuasaan yang
akan diterapkan di Filipina melalui perjanjian damai dengan para tokoh
nasionalis pada tahun 1907. Isinya, antara lain menjamin kemerdekaan Philipina
untuk 50 tahun yang akan datang.
Pada tahun 1942, Amerika mengalami kekalahan di perang
Pasifik yang mengakibatkan Filipina dikuasai oleh Jepang. Pada tanggal 2
Januari 1942 Manila, ibu kota Filipina, jatuh ke tangan Jepang. Jendral Deuglas
Mac Arthur meninggalkan Filipina untuk menyusun pasukan sekutu di Australia.
Pada tanggal 6 Mei 1942 seluruh Filipina jatuh ke tangan Jepang.
Sejak itu Jepang menggunakan bangsa Filipina sebagai teman
di bawah Presiden Laurel untuk menghadapi sekutu. Tetapi dengan mendaratnya
Sekutu di Filipina, dan kemudian kalahnya Jepang terhadap Sekutu maka
mengharuskan Jepang meninggalkan Filipina pada tanggal 22 Oktober 1945.
Setelah Perang Dunia II selesai, Amerika Serikat menepati
janjinya untuk memberi kemerdekaan kepadaan Filipina. Baru pada tanggal 4 Juli
1946 Amerika menepati janjinya memberi kemerdekaan Filipina dengan Manuel
Quezon sebagai presiden yang pertama.
Tetapi di awal kemerdekaan tersebut, bangsa Filipina hanya
diberikan kemerdekaan dalam bidang sosial politik saja sebagai wujud pengruh
Amerika, sedangkan bidang ekonomi masih dikuasai oleh Amerika. Begitu juga
dengan masalah militer, Amerika masih menempatkan pasukannya di Pangkalan
Militer (Clark dan Subic) yang dianggap sebagai jaminan keamanan di lautan
Pasifik setelah usainya perang dunia II.
Sumber:
Amitay Acharya, The Quest for
Identity: International Relations of Southeast Asia, Singapura. 2000
Hall, DGE. A History of Shouth-East
Asia, Third Edition. New York: ST Martin’s Press. 1970
Artikel Nationalism of
Phippines, di download dalam situs http://www.angelfire.com/ca/doodz/philippines3.html hari Senin, 23 Mei 2011 pada pukul
13.00
Philippiness Nationalism
Depelopment, artikel dalam http://www.phil-ip-pines.com/philippines-nationalism.html di download pada pukul 13.00
tanggal 23 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar